Senin, 28 Januari 2008

Skripsi S1 Ku..

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia dikenal sebagai negara Maritim yang memiliki peluang sangat besar untuk mengembangkan usaha dibidang pelayaran, terutama dalam konteknya dengan pelaksanaan pembangunan dibidang ekonomi yang senantiasa menjadi perioritas utama.

Untuk meningkatkan kegairahan dan kegiatan ekonomi dalam pemerataan pembangunan nasional, maka diperlukan pembangunan didunia usaha guna meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat serta untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai negara maritim bidang usaha pelayaran di Indonesia haruslah selalu mengikuti perkembangan dunia karena usaha pelayaran ilmunya senantiasa berkembang sesuai perkembangan zaman, serta kebutuhan akan sarana transportasi laut yang semakin canggih, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar dalam daerah globalisasi dapat diupayakan dengan mengerahkan segala sumber daya serta menciptakan pangsa pasar baru.


Pembinaan Pelayaran Nasional terus ditingkatkan dan diperluas termasuk penyempurnaan manajemen dan dukungan fasilitas pelabuhan sehingga transportasi laut makin mampu berperan mendukung pembangunan Nasional dalam menyatukan seluruh wilayah tanah air. Armada transportasi laut Nasional terus ditumbuh kembangkan dengan dukungan fasilitas pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan kapal yang handal, didukung oleh teknologi yang sesuai agar mampu bersaing dengan pelayaran Internasional. (GBHN : 1993 : 63). Hubungan yang terjadi antar berbagai daerah maupun negara menjadikan peluang terbuka lebar, hubungan kerja sama tersebut melahirkan keuntungan lintas batas masing-masing daerah maupun negara tersebut, dimana jalinan antara kedua daerah maupun negara telah terjadi hubungan secara timbal balik.

Perusahaan pelayaran bergerak dalam usaha jasa Maritim yang mengurus terselenggaranya kelancaran arus barang antar pulau dan Ekspor Impor guna meningkatkan kegiatan ekonomi pada umumnya dan kegiatan ekspor komoditi Migas dan Non-Migas.
Oleh karena itu, peningkatan efektifitas dan efisiensi usaha pelayaran bertujuan untuk meningkatkan pemasukan devisa negara, yang mengutamakan penggunaan kapal dalam negeri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang mampu memenuhi kebutuhan transportasi barang baik ekspor maupun impor.

Salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha jasa Maritim adalah “PT. PERTAMINA TONGKANG” yang merupakan anak perusahaan yang dibentuk oleh Pertamina dengan maksud menjadi badan usaha strategis yang dapat melayani dan mendukung kebutuhan kegiatan Pertamina.
Sedangkan hubungan antara Pertamina dengan PT. PERTAMINA TONGKANG adalah hubungan bisnis murni atas dasar persaingan bebas, untuk itu keunggulan komperatif dan kompetitif memegang peranan penting didalam merebut pasar.
Pada saat sekarang pasar merupakan sasaran utama untuk diciptakan, direbut dan dikuasai. Menciptakan, merebut dan menguasai pasar adalah merupakan suatu pekerjaan yang rumit, karena menyangkut kwalitas dan harga produk/jasa, disamping pendapatan dan kebutuhan konsumen, serta dalam persaingan bebas selalu mengalami perubahan, baik dalam jenis dan kwalitas produk maupun harga.

Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan pendapatan, selera, keinginan dan kebutuhan masyarakat. Perubahan pasar juga dipengaruhi dan ditentukan oleh adanya perubahan produsen yang bebas keluar masuk pasar. Perubahan teknologi produksi juga mempengaruhi dan menentukan perubahan pasar persaingan bebas, saat ini teknologi produksi berkembang pesat sehingga jenis, kwalitas dan biaya produksi juga mengikuti perkembangan teknologi tersebut.

Maka untuk itu diperlukan pelayanan yang memuaskan kepada pemilik kapal, atau nakhoda/kapal yang berkunjung dipelabuhan, hal ini sesuai dengan yang diamanatkan dalam GBHN (TAP MPR NO.11/1993) Ditegaskan : “Organisasi dan kelembagaan kelautan perlu dikembangkan agar makin terwujud sistem pengelolaan yang terpadu, serasi, efektif dan efisien, sehingga mampu memberikan pelayanan dan dorongan berbagai kegiatan ekonomi disektor kelautan”.

Dengan demikian maka sarana dan prasarana kelautan harus terus ditingkatkan agar laut memenuhi fungsinya sebagai media penghubung, pemersatu bangsa, dan lahan penghidupan rakyat serta lebih berperan dalam segenap aspek kehidupan bangsa. Industri kelautan antara lain industri transportasi, perkapalan dan industri lepas pantai dan pariwisata, didorong dan digalakkan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan Nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat terutama masyarakat maritim.

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pemilik kapal, atau nakhoda/kapal yang berkunjung dipelabuhan, maka pimpinan perusahaan perlu meningkatkan pendidikan dan pelatihan kelautan, agar terwujudnya sumber daya manusia yang ahli serta mempunyai potensi kelautan yang nyata dan handal.
Demikian pula PT. PERTAMINA TONGKANG, yang mempunyai Surat Izin Usaha Perusahaan Pelayaran (SIUPP NO. BXXV-256 / AL) dan sudah lebih kurang 25 tahun berkecimpung dalam usaha Maritim dan keberadaannya cukup dikenal dikalangan usaha Maritim, maka salah satu kelanjutan usahanya dijamin oleh kegiatan pelayanan jasa keagenan kapal melalui pendekatan kwalitas layanan dan bercirikan “COSTUMER SATISFACTION” (pelayanan yang memuaskan).

Begitu juga PT. PERTAMINA TONGKANG cabang Dumai merupakan salah satu perusahaan selain memproduk jasa layanan keagenan kapal, juga melakukan difersifikasi usaha dalam bidang ekspedisi muatan kapal laut (EMKL) atau bidang jasa transportasi dan bongkar muat barang dari/ke kapal yang pada umumnya pada kapal tanker yang berbobot muatan + 80.000 ton keatas di pelabuhan.

Sebagian besar kegiatan yang dilakukan oleh PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai adalah pekerjaan yang ada kaitannya dengan Pertamina ataupun dengan Kontraktor Produksi Sharing (KSP) yaitu PT. CALTEX PACIFIC INDONESIA, semua kegiatan dilaksanakan secara korporat, dibawah pimpinan seorang kepala cabang yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Direktur PT. PERTAMINA TONGKANG Jakarta. Dari berbagai kegiatan bisnis yang dilakukan oleh PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai, maka mengingat keterbatasan waktu dan tenaga dalam rencana penelitian ini penulis mengupas salah satu kegiatan dibidang jasa pelayanan keagenan kapal Tanker Asing yang memuat minyak mentah (Crude Oil) dari pelabuhan Dumai yang dihasilkan PT. CALTEX PACIFIC INDONESIA dan minyak LSWR (Long Sulfur Wax Residu) yang dihasilkan oleh Kilang Minyak Pertamina UP II Dumai.

Adapun pelayanan keagenan kapal yang dilakukan meliputi :
1. Sebelum kapal tiba di pelabuhan
2. Pada waktu kapal berada dipelabuhan
3. Setelah kapal berangkat dari pelabuhan

Hal tersebut didasarkan atas tujuan pembentukan perusahaan PT. PERTAMINA TONGKANG dan sesuai dengan tuntutan perubahan yang timbul, dengan misinya adalah :
1. Sebagai badan usaha penyedia layanan jasa penunjang kegiatan industri migas dan industri non migas.
2. Sebagai badan usaha yang selalu mengutamakan kwalitas dalam melayani pelanggan.
3. Sebagai badan usaha yang didukung oleh profesionalisme dan idealisme yang tinggi.
4. Sebagai badan usaha yang selalu memperhatikan keunggulan teknologi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan (loyal terhadap pelanggan).
5. Sebagai badan usaha yang memiliki daya saing tinggi dan menguasai informasi.

(Program Restrukturisasi PT. PERTAMINA TONGKANG)
Pelaksanaan strategi manajemen yang telah dilaksanakan oleh PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai adalah dalam upaya pengembangan usaha pelayanan untuk dapat menjangkau pertumbuhan kebutuhan jasa maritim diluar Pertamina, sehingga mampu bersaing dalam pasar yang semakin kompetitif. Selanjutnya berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap permasalahan pelaksanaan strategi manajemen masih ditemukan gejala-gejala antara lain :
1. Banyaknya kunjungan kapal tanker di pelabuhan Dumai sehingga selalu saja ada kapal yang menunggu giliran ditengah laut untuk dapat sandar di dermaga dan tenaga operasi PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai harus siap 24 jam.
2. Masih kurangnya kemampuan sebagian tenaga operasi untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dilapangan dengan cepat.
3. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif dari badan usaha (swasta) sejenis yang mempunyai basis global.

Bertitik tolak dari uraian dan penjelasan sebagaimana yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul "PELAKSANAAN STRATEGI MANAJEMEN PADA PT. PERTAMINA TONGKANG CABANG DUMAI"

1.2. PERUMUSAN MASALAH
Keberhasilan dari Badan Usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, tidak terlepas dari kemampuan pimpinan dalam menggerakkan bawahan untuk dapat bekerjasama dalam melakukan pekerjaan yang di tugaskan.
Mengingat didalam suatu Badan Usaha keberadaan anggota sangat menunjang keberhasilan Badan Usaha tersebut, maka pimpinan dituntut untuk mengembangakan organisasinya, agar menjadi Badan Usaha yang lebih efektif dan efisien, dan bawahan mampu melaksanakan peranannya sehingga dapat melayani dengan baik.
Demikian halnya dengan PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai untuk dapat mengembangkan usahanya diperlukan strategi yang baik untuk setiap potensi usaha baik berupa kegiatan interen, investasi baru maupun kerjasama dengan perusahaan lain.
Namun usaha yang dibuat belum menunjukkan kepada perubahan atas budaya perusahaan agar lebih berorientasi kepada peningkatan kwalitas layanan dan kepuasan pelanggan. Dari permasalahan yang dikemukakan diatas maka yang menjadi permasalahan pokok dalam rencana penelitian ini adalah : "Bagaimana pelaksanaan strategi manajemen pada PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai".

1.3. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1 Tujuan penelitian :
1.1 Untuk mengetahui pelaksanaan strategi manajemen di PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai.
1.2 Untuk mengetahui upaya-upaya / faktor-faktor penghambat pelaksanaan strategi manajemen di PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai.

2 Kegunaan penelitian :
2.1 Sebagai bahan informasi dan analisa bagi suatu penelitian yang berkelanjutan baik dalam aspek yang sama ataupun aspek yang berlainan, serta untuk kepentingan ilmiah.
2.2 Sebagai bahan masukan bagi pimpinan PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai didalam melaksanakan strategi manajemen dimasa mendatang.
2.3 Sebagai bahan pengetahuan dan menambah wawasan bagi penulis terutama yang berhubungan dengan strategi manajemen

1.4. KONSEP TEORITIS
Dalam mencari pemecahan terhadap permasalahan sebagaimana yang penulis kemukakan diatas, maka penulis akan mengemukakan beberapa konsep dan teori yang ada relevansinya dengan upaya pemecahan permasalahan penelitian.

PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai merupakan organisasi yang berbentuk perusahaan BUMN yang bergerak dibidang pemberi pelayanan jasa kepelabuhan/maritim, hal ini diperkuat dengan Surat Keputusan Direktur Utama Pertamina No. 066/1983 tentang penugasan kepada PT. PERTAMINA TONGKANG menjadi operator didalam kegiatan pelayanan jasa pelabuhan/maritim untuk kegiatan migas dalam Diktum kedua dinyatakan : Yang dimaksud dengan jasa pelabuhan / maritim adalah " Jasa Tugboat, Tongkang, Mooring Boat, Fire Tug, Crew Boat, dan jasa lain yang terkait ".
Untuk dapat melaksanakan strategi manajemen tersebut diperlukan perubahan sosial yang strategis agar dapat mengoptimalkan nilai ekonomi sejalan dengan tujuan dan kemampuan organisasi.

Selanjutnya menurut Adam I. Indrawijaya bahwa :
"Perhubungan sosial yang senjang akan banyak mempengaruhi keadaan dan kehidupan organisasi (perusahaan) pada masa mendatang, ini berarti setiap organisasi (perusahaan) baik swasta maupun pemerintah sudah barang tentu tidak akan terlepas dari gejolak dan perubahan sosial yang terjadi didalam masyarakat. Untuk itu organisasi (perusahaan) harus melakukan perubahan dan pengembangan guna menyesuaikan diri dengan keadaan disekitar organisasi tersebut".
Sedangkan untuk pengembangan dan perubahan organisasi yang ada hanya mungkin dilakukan dengan cara seiring dari keempat unsur yang harus dirobah dan dikembangkan, Keempat unsur tersebut adalah :
1. Unsur Tekhnological System
2. Unsur Managerial System
3. Unsur Human System
4. Unsur Organization System. (Adam I. Indrawijaya, 1983)

Keempat unsur tersebut harus dilakukan secara serentak, apabila suatu orgnisasi (perusahaan) hanya melakukan perubahan dan pengembangan dalam suatu sistem teknologi yang dipergunakan tetapi tidak melakukan perubahan dan pengembangan dari human system, maka semaju apapun teknologi yang digunakan tidak akan ada artinya. Karena manusia yang ada didalam organisasi tersebut tidak mampu menggunakan teknologinya.
Dengan pengembangan sumber daya manusia strategi perusahaan akan dapat dikembangkan antara lain dengan :
1. Strategi penelitian
2. Strategi Stabilitas
3. Strategi Perluasan
4. Strategi Kombinasi (Catherine Hayden, 1986)
Dari keempat strategi tersebut PT. PERTAMINA TONGKANG dengan memperhatikan kondisi internal dan eksternal perusahaan ditambah dengan kemandirian usaha Jasa Keagenan sebagai salah satu usaha yang profit centre adalah melaksanakan strategi perluasan atau strategi aliansi (kombinasi/mitra usaha). Strategi kombinasi atau aliansi dapat dilakukan dengan mengacu analisa SWOT.
S = Strengths (kekuatan)
W = Weaknesses (kelemahan)
O = Opportunity (kesempatan)
T = Threat (ancaman)

Jadi dalam merencanakan strategi yang akan dijalankan perusahaan harus diperhitungkan dan dianalisa apa-apa yang menjadi kekuatan kita, kelemahan, kesempatan apa yang dapat diraih serta ancaman yang mungkin akan terjadi.
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA dalam merumuskan dan menetapkan suatu strategi, berbagai tahap harus dilalui. Namun harus diakui bahwa dikalangan para pakar manajemen, tidak terdapat kesepakatan universal mengenai jumlah tahap-tahap tersebut. Kesepakatan universal yang ada ialah bahwa proses manajemen stratejik terdiri dari berbagai tahap. Namun menurutnya ada empat konsep teknik dan strategi yang lumrah dilalui yang penjabarannya mencapai dua belas konsep, keempat konsep strategi itu antara lain :

1. Bottom Up Planning (perencanaan dari bawah), Yaitu : Pendekatan kepercayaan strategis dengan memberikan tanggung jawab individu lapisan bawah hierarki organisasi untuk merumuskan rencana strategis. Maksud perencanaan dari bawah agar manager yang paling mengetahui bisnis dan akan dibebani tugas dan pelaksaannya, ikut merumuskan rencana itu.
2. Business Plan (rencana bisnis), yaitu rencana strategis untuk unit bisnis, biasanya rencana seperti itu diturunkan dari strategi kompetitif untuk unit bisnis itu dan merinci taktik, alokasi sumber, dan proyek untuk melaksanakan strategi itu.
3. Business Unit (unit usaha), yaitu suatu dasar unit usaha untuk mengembangkan strategi kompetitif. Suatu unit merupakan unit usaha hierarki perencanaan yang dapat berhubungan maupun tidak dapat berhubungan dengan unit usaha lain dalam hierarki organisasi.
4. Business Profiling (perencanaan profil bisnis), yaitu suatu proses pengumpulan data tentang bisnis, susunan industri dari saingannya, mencari profil bisnis yang seyogyanya merupakan proses berkesinambungan dengan mana perusahaan menambah informasinya tentang bisnis dan usahanya setiap tahun.
Untuk itu dalam pengembangan usaha perlu dilaksanakan oleh manager suatu perusahaan, agar perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan perusahaan dapat tercapai.
Begitu juga perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan keagenan kapal, diperlukan kemampuan manager untuk dapat memberikan motivasi kepada karyawan, sehingga karyawan dapat melaksanakan tugas terutama pelayanan yang baik pada setiap kapal yang masuk.

Adapun teknik dan strategi pengembangan usaha jasa pelayanan keagenan kapal tanker asing yang dapat dilakukan dengan cara :
1. Sebelum kapal tiba dipelabuhan, teknik yang harus diberikan adalah memonitor rencana kedatangan kapal dipelabuhan, selanjutnya menginformasikan kepada pihak pemilik kapal perihal nominasi (jumlah) cargo/minyak yang akan dimuat selanjutnya mempersiapkan inclearance kapal dan dokumen muatan.
2. Pada waktu kapal tiba dipelabuhan, Dilaksanakan pengurusan kepada instansi terkait dipelabuhan yaitu kepada CIQP (Costum Imigration Quarantine dan Port Authority) agar kapal dapat tiba dipelabuhan dan sandar di dermaga dengan tepat waktu, semua keperluan nakhoda/crew kapal harus dilayani dengan baik, termasuk permintaan makanan, air, banker ataupun penyelesaian dokumen crew/kapal apabila ada yang expire serta mengurus repatriasi crew ke negara asalnya. Selanjutnya melaporkan kondisi kapal pada waktu tiba dipelabuhan (Arrival Condition).
3. Setelah kapal berangkat dari pelabuhan, dilaksanakan pelaporan kepada General Agent atau principal diluar negeri tentang kapan kapal tiba dipelabuhan, kapan mulai muat, jumlah dan jenis muatan, pelayanan yang telah diberikan serta rencana kapal tiba dipelabuhan tujuan. Selanjutnya melaporkan posisi/keadaan kapal pada waktu berangkat (Departure Condition).
Untuk itulah PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai sebagai perusahaan jasa keagenan harus dapat memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan kepada nakhoda/kapal yang berkunjung dipelabuhan Dumai.

1.5. KONSEP OPERASIONAL
Untuk mencapai kenyataan dalam rangka pengujian kebenaran penelitian, maka sejumlah konsep yang masih bersifat abstrak perlu dioperasionalkan lebih lanjut supaya benar-benar menyentuh pada fenomena yang kongkrit mengenai gejala-gejala yang diamati, konsep tersebut adalah sebagai berikut:

A. Pelaksanaan strategi manajemen
Yang dimaksud dengan pelaksanaan strategi manajemen dalam penelitian ini adalah melaksanakan atau mempraktekkan serangkaian keputusan dan tindakan yang dibuat oleh manajemen puncak dan dimplementasikan oleh seluruh karyawan dalam rangka pencapaian tujuan, melaksanakan strategi perluasan/kombinasi yang tepat dan mengarah ke pola yang lebih baik bagi perusahaan maupun bagi lingkungan sekitarnya dari seluruh karyawan dalam menjalankan tugas perusahaan dibidang usahanya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Strategi manajemen akan dilihat dari :

1. Perencanaan dari bawah.
Yang dimaksud dengan perencaan dari bawah adalah keberhasilan manejer dengan memberikan tanggungjawab kepada individu lapisan bawah untuk merumuskan rencana pelayanan agar dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Teknik pengukurannya adalah :
Baik : Apabila rencana pengembangan usaha diterima oleh semua karyawan untuk program usaha perusahaan.
Cukup baik : Apabila rencana pengembangan usaha hanya diterima oleh sebagian karyawan untuk program usaha perusahaan.
Kurang baik : Apabila rencana pengembangan usaha tidak diterima oleh karyawan untuk program usaha perusahaan.

2. Rencana bisnis
Yang dimaksud dengan rencana bisnis disini adalah suatu rencana strategi untuk pengembangan usaha dengan merinci taktik, alokasi sumber program dan proyek rencana bisnis, ini dikatakan :
Baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha selalu memperhatikan taktik, alokasi sumber program dan proyek.
Cukup baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha kadang-kadang saja memperhatikan taktik atau teknik, alokasi sumber program dan proyek.
Kurang baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha tidak pernah memperhatikan taktik atau teknik, alokasi sumber program dan proyek

3. Unit usaha
Yang dimaksud dengan unit usaha dalam penelitian ini adalah suatu strategi untuk mengembangkan unit usaha yang merupakan tingkat terendah dalam hierarki organisasi dengan meyakinkan bahwa daya kompetitif satuan itu dapat diidentifikasikan dan suatu unit usaha harus mempunyai saingan pemasok, pembeli dan pengganti yang dapat dikenal dengan jelas.
Teknik pengukuran indikator ini adalah :
Baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha selalu memperhatikan saingan pemasok dan pembeli.
Cukup baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha kadang-kadang saja memperhatikan saingan pemasok dan pembeli.
Kurang baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha tidak pernah memperhatikan saingan pemasok dan pembeli.

4. Pencarian profil bisnis.
Yang dimaksud dengan pencarian profil bisnis dalam penelitian ini adalah suatu strategi untuk mengembangkan usaha dengan mengumpulkan data tentang bisnis dari saingannya, untuk informasi usahanya dalam satu tahun.
Teknik pengukuran indikator ini adalah :
Baik : Apabila karyawan dalam mengembangan usaha mampu mengumpulkan data tentang strategi bisnis dari saingannya.
Cukup baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha karang mampu mengumpulkan data tentang strategi bisnis dari saingannya.
Kurang baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha tidak mampu mengumpulkan data tentang strategi bisnis dari saingannya.

1.6. METODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah di PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai, kota madya Dumai.
Pemilihan lokasi ini mempunyai alasan :
a. Strategis, bahwa PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai merupakan salah satu dari pada perusahaan pelayaran yang melayani dan mendukung kegiatan Pertamina dalam menghasilkan devisa negara.
b. Geografis, PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai terletak di propinsi Riau yang merupakan penghasil minyak nasional terbesar.
2. Populasi dan sampel
Yang menjadi populasi penelitian adalah karyawan di PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai, sedangkan sampel penelitian mengingat jumlah populasi relatif sedikit maka semua karyawan diambil menjadi sampel dengan teknik sensus.
Untuk lebih jelas populasi dan sampel penelitian dapat dilihat pada tabel I.1. berikut ini :


TABEL I . 1 KEADAAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
DI PT. PERTAMINA TONGKANG CABANG DUMAI


NO

SUB POPULASI
POPULASI
SAMPEL
PERSENTASE


1
2
3
4
5
6
7
Manager Cabang
Kepala Seksi
Bid. Keagenan Kapal
Bid. Umum & Keuangan
Adm. Pelsus
Anak Perusahaan
Sei Pakning
1
2
7
2
3
3
4
1
2
7
2
3
3
4
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00

Jumlah
22
22

-

Sumber data : PT. PERTAMINA TONGKANG CABANG DUMAI TH. 2002

3. Jenis data
a. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek atau responden penelitian dengan data yang diperlukan dalam pelaksanaan strategi manajemen berupa:
• Perencanaan dari bawah.
• Rencana bisnis.
• Unit usaha.
• Pencarian profil bisnis.
• Faktor hambatan pelaksanan strategi manajemen
b. Data skunder
Data skunder yaitu data yang diperoleh dari pihak kedua dalam hal ini dari kantor PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai, data yang diperlukan berupa:
- Gambaran umum daerah penelitian.
- Sejarah berdirinya PT. PERTAMINA TONGKANG dan pembukaan Cabang di Dumai.
- Struktur organisasi PT. PERTAMINA TONGKANG Pusat dan Cabang Dumai.
- Pembagian tugas di PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai.
- Tingkat pendidikan karyawan
4. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian yang dilakukan di PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai, untuk memperoleh data yang diperlukan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan langsung kegiatan PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik dan strategi pengembangan usaha.
b. Wawancara
Yaitu mengadakan tanya jawab dengan responden secara langsung guna melengkapi data yang belum terjaring dalam daftar pertanyaan responden.
c. Kuesioner
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan yang telah disusun secara sistematis yang akan diajukan kepada responden yang meliputi pelaksanaan teknik dan strategi pengembangan usaha.

5. Analisa data
Setelah data diperoleh melalui penelitian, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan jenis data, kemudian dianalisa dalam bentuk tabel-tabel, dan angka.


BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Sejarah Berdirinya PT. Pertamina Tongkang.
PT. PERTAMINA TONGKANG” didirikan pada tanggal 09 September 1969 yang merupakan anak perusahaan yang dibentuk oleh Pertamina dengan maksud menjadi badan usaha strategis yang dapat melayani dan mendukung kebutuhan kegiatan Pertamina terutama dalam usaha jasa Maritim yang mengurus terselenggaranya kelancaran arus barang antar pulau dan Ekspor Impor guna meningkatkan kegiatan ekonomi pada umumnya dan kegiatan ekspor komoditi Migas dan Non-Migas pada khususnya.

Pada tahun 1974 PT. Pertamina Tongkang memasuki babak baru bisnis dengan aktivitas mendukung eksplorasi minyak lepas pantai (offshore services; rig moving, towing & anchor handling). Dengan itu pula PT. Pertamina Tongkang tercatat sebagai perusahaan pelayaran nasional pertama yang bergerak dibidang pengoperasian Supplay Vessel.
PT. Pertamina Tongkang yang memiliki izin usaha perusahaan pelayaran khusus industri (industrial carrier) periode 1969 s/d 1978, akte notaries Sinta Sukito SH. No. 214 tanggal 24 oktober 1980, Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Deperindag. No.09 05 1733 898 tanggal 19 November 1996 dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) No. 509/1831 – P/09-01/PB/X/96 tanggal 19 Oktober 1996 pada mulanya memiliki armada 38 unit yang dapat dioperasikan yang terdiri dari ; 8 unit kapal barang, 15 unit tongkang barang, 2 unit tongkang pontoon, 9 unit tongkang minyak dan 4 unit tug boat. Kemudian pada tahun 1976 jumlah armada ditambah menjadi 224 unit.

Pada tahun 1978 PT. Pertamina Tongkang lebih berkonsentrasi untuk mendukung kegiatan lepas pantai seperti penyewaan alat apung dan keagenan kapal.
Selanjutnya berdasarkan surat Dirjen Perhubungan Laut No. AL : 60/I/I/95 tentang keagenan kapal Pertamina dan Surat Izin Usaha No. B. XXV-256/AL.58. tanggal 26 Januari 1989 PT. PERTAMINA TONGKANG dapat melakukan seluruh kegiatan pelayanan termasuk menangani kapal asing.

Berdasarkan surat tersebut PT. PERTAMINA TONGKANG mempunyai kekuatan yang cukup besar dalam hal mengambil alih pelayanan keagenan kapal tanker asing yang sebelumnya dilaksanakan oleh Pertamina Bagian Marine
Client PT. PERTAMINA TONGKANG pada saat ini mencapai 20 client yang ada diseluruh Indonesia antara lain ; Pertamina, Energy Co. Ltd., Unocal Indonesia Inc., Kondur Petroleum SA, Gulf Indonesia Resourses, BP Indonesia, Premier Oil, Badak NGL, Cnooc, Esso, Sucofindo, Petronas Malaysia, Regional Govermant, Conoco Indonesia Inc., Devon Energy, Total Finaelf, Exxon Mobil, Arun NGL, Shell, dan Inpex.
Pada saat sekarang pasar merupakan sasaran utama untuk diciptakan, direbut dan dikuasai. Menciptakan, merebut dan menguasai pasar adalah merupakan suatu pekerjaan yang rumit, karena menyangkut kwalitas dan harga produk/jasa, disamping pendapatan dan kebutuhan konsumen, serta dalam persaingan bebas selalu mengalami perubahan, baik dalam jenis dan kwalitas produk maupun harga.

Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan pendapatan, selera, keinginan dan kebutuhan masyarakat. Perubahan pasar juga dipengaruhi dan ditentukan oleh adanya perubahan produsen yang bebas keluar masuk pasar. Perubahan teknologi produksi juga mempengaruhi dan menentukan perubahan pasar persaingan bebas, saat ini teknologi produksi berkembang pesat sehingga jenis, kwalitas dan biaya produksi juga mengikuti perkembangan teknologi tersebut.

Dengan demikian maka sarana dan prasarana kelautan harus terus ditingkatkan agar laut memenuhi fungsinya sebagai media penghubung, pemersatu bangsa, dan lahan penghidupan rakyat serta lebih berperan dalam segenap aspek kehidupan bangsa. Industri kelautan antara lain industri transportasi, perkapalan dan industri lepas pantai dan pariwisata, didorong dan digalakkan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan Nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat terutama masyarakat maritim.

2.2. Strategi Pengembangan Usaha Yang Sedang dan Telah Dilaksanakan PT. Pertamina Tongkang Saat ini.
Dengan telah diberlakukannya Keppres No.29 thn 1984, PT. PERTAMINA TONGKANG merobah pola usahanya dari Captive Market menjadi Competitive, karena terjadi persaingan pasar yang sangat ketat serta bersamaan dengan permintaan pemakaian kapal cenderung menurun akibatnya periode tahun anggaran 1992/1993 s/d 1994/1995 perusahaan mengalami kerugian maka itu PT. PERTAMINA TONGKANG memberlakukan program restrukturisasi 3 tahun 1995/1996 s/d 1997/1998 yang meliputi 6 jalur usaha :
1. Pemantapan strukur usaha
2. Pemantapan pola pengelolaan
3. Tata hubungan usaha dengan Pertamina
4. Reevaluasi daya guna asset
5. Pemantapan struktur organisasi dan sumber daya manusia
6. Pengembangan usaha baru

Kemudian dengan adanya restrukturisasi, PT. PERTAMINA TONGKANG mengadakan penambahan kegiatan usaha antara lain :
1. Pengelolaan administrasi pelabuhan khusus
2. Pengelolaan sarana pelabuhan khusus Pertamina antara lain ; Penyandaran/pelepasan kapal, moring unmoring, lindungan lingkungan, perawatan sarana bantu navigasi, perawatan alur pelayaran, kolam pelabuhan, dermaga & buoy.
3. Integrated Tug & Burge System (ITBS) untuk angkutan ; curah basah (BBM & CPO), curah kering (batubara, semen, pasir, dan lain-lain)
Hubungan antara Pertamina dengan PT. PERTAMINA TONGKANG adalah hubungan bisnis murni atas dasar persaingan bebas, untuk itu keunggulan komperatif dan kompetitif memegang peranan penting didalam merebut pasar.

PT. PERTAMINA TONGKANG, yang mempunyai Surat Izin Usaha Perusahaan Pelayaran (SIUPP NO. BXXV-256 / AL) dan sudah lebih kurang 25 tahun berkecimpung dalam usaha Maritim dan keberadaannya cukup dikenal dikalangan usaha Maritim,
PT. Pertamina Tongkang sampai saat ini telah memiliki 12 cabang, 3 sub cabang serta 4 anak perusahaan dengan kegiatan bisnis dibidang jasa pelayaran dan maritim yang beroperasi diseluruh Indonesia
Memasuki milenium ketiga, PT. Pertamina Tongkang memperoleh sertifikat ISO 9001 versi 2000, sebagai wujud pengakuan atas penerapan standard mutu dan prosedur manajemen, sesuai standard internasional.

Jasa layanan yang dilakukan PT. Pertamina Tongkang meliputi : Carter kapal, Broker kapal, Keagenan, Pengelolaan administrasi pelabuhan, Pengelolaan sarana pelabuhan khusus Pertamina, Pengelolaan armada kapal, Survey hidro oseanografi dan pemetaan, Teknik bawah air, Ekspedisi muatan kapal, suplai tenaga kerja, Penanganan kargo, Suplai air bersih, Jasa penimbunan, Lapangan peti kemas, Pergudangan, Jasa penyelamatan, dan jasa perawatan kapal.
Saham PT. PERTAMINA TONGKANG terdiri dari 99,9 % dari Pertamina dan 0.01 % dari PT. Patra Dok Dumai

2.3. Fungsi Bagian
Didalam operasinya PT. PERTAMINA TONGKANG demi meningkatkan kinerja perusahaannya terdiri dari 4 unit / kelompok usaha penting yang tersebar diseluruh Indonesia antara lain ;


1. Ship Owner’s & operation,s,
yaitu bagian yang bergerak didalam kepemilikan kapal dan sebagai operator.
2. Fleet Manajemen,
Yaitu bagian yang melakukan perawatan & pemeliharaan kapal-kapal
3. Ship’s Brokerage,
Yaitu bagian yang bertugas menguasai setiap jenis kapal untuk dipasarkan.
4. Ship’s Agencies,
Yaitu bagian yang kegiatannya meliputi General Agent dan Handling Agent.
Dengan adanya 4 fungsi tersebut PT. PERTAMINA TONGKANG memiliki program jangka pendek dan jangka panjang.
Program jangka pendek antara lain :
1. Mempertahankan kondisi kinerja perusahaan yang sehat.
2. Target laba usaha dalam tahun anggaran 2000 sebesar 12,61 % dari pendapatan operasi.
3. Mempertahankan penilaian wajar tanpa pengecualian
4. Organisasi perusahaan berubah menjadi perusahaan holding
Program jangka panjang antara lain :
1. Mempertahankan tingkat pertumbuhan pendapatan dari seluruh kegiatan usaha, target laba minimal diatas bunga deposito.
2. Melakukan penambahan kegiatan usaha untuk meningkatkan pendapatan.
3. Pemantapan produk unggulan didalam SBU perusahaan holding.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan pengembangan perusahaan.
5. Menjadi perusahaan public (go public)

2.4. PT. Pertamina Tongkang Cabang Dumai.
PT. PERTAMINA TONGKANG cabang Dumai merupakan salah satu perusahaan selain memproduk jasa layanan keagenan kapal, juga melakukan difersifikasi usaha dalam bidang ekspedisi muatan kapal laut (EMKL) atau bidang jasa transportasi dan bongkar muat barang dari/ke kapal yang pada umumnya pada kapal tanker yang berbobot muatan + 80.000 ton keatas di pelabuhan.
Kegiatan PT. Pertamina Tongkang cabang Dumai adalah menunjang program PT. Pertamina Tongkang Pusat dan merupakan salah satu cabang yang tergolong besar karena kegiatan berdampingan langsung dengan Kilang Minyak Pertamina UP-II Dumai yang merupakan pengolahan terbesar kedua setelah Kilang Minyak Pertamina Cilacap dan PT. Caltex Pacific Indonesia.

Yang dilakukan oleh PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai adalah pekerjaan yang ada kaitannya dengan Pertamina UP-II Dumai ataupun dengan Kontraktor Produksi Sharing (KSP) yaitu PT. CALTEX PACIFIC INDONESIA, semua kegiatan dilaksanakan secara korporat, dibawah pimpinan seorang manager cabang yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Direktur PT. PERTAMINA TONGKANG Jakarta.
PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai merupakan organisasi yang berbentuk perusahaan BUMN yang bergerak dibidang pemberi pelayanan jasa kepelabuhan/maritim, hal ini diperkuat dengan Surat Keputusan Direktur Utama Pertamina No. 066/1983 tentang penugasan kepada PT. PERTAMINA TONGKANG menjadi operator didalam kegiatan pelayanan jasa pelabuhan/maritim untuk kegiatan migas.
Jumlah tenaga kerja yang ada di PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai berjumlah 22 orang.

2.5. Struktur Organisasi.
Struktur organisasi PT. Pertamina Tongkang Pusat adalah berupa Line Staf yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang bertanggung jawab langsung kepada Dewan komisaris PT. PERTAMINA TONGKANG dan membawahi tujuh Bidang yaitu :
 Direktur Usaha Armada
 Direktur Keuangan
 Corporate Secretary
 Direktur Umum
 Kepala Satuan Pengawasan Interen
 Direktur Broker & Agensi
 Direktur Bina Armada
 Unit Usaha
 Anaka Perusahaan

Struktur organisasi PT. Pertamina Tongkang cabang Dumai adalah berupa Line Staf yang dipimpin oleh seorang Manager Cabang yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama PT. Pertamina Tongkang Pusat Jakarta.
Manager Cabang PT. Pertamina tongkang cabang Dumai membawahi antara lain :

• Kepala seksi Operasi
 Keagenan
 Adm Pelsus
 Anak Perusahaan (PT. PKS)
• Kepala seksi Adm & Keuangan
 Keuangan
 Umum
• Kepala Sub. Cabang Sei Pakning
 Pelaksana Harian
 Operasi
 PT. PKS
• Kepala Sub. Cabang Padang

2.6. Kodisi Tingkat Pendidikan dan Produktivitas Karyawan.
Tingkat pendidikan karyawan PT. Pertamina Tongkang Cabang Dumai dapat dilihat pada tabel berikut :


TABEL II . 1 TINGKAT PENDIDIKAN KARYAWAN
PT. PERTAMINA TONGKANG CABANG DUMAI


SUB BAGIAN
PERGURUAN
TINGGI

SLA
JUMLAH

- Operasi

- Adm. & Keuangan

- Sei Pakning


8

1

2


7

2

2
15

3

4
11 11 22
Sumber data : PT. Pertamina Tongkang Cabang Dumai Tahun 2003.
Kondisi tingkat produktivitas dapat dilihat dari dua sisi yaitu : Produktivitas karyawan atau pekerja itu sediri dan produktivitas kerja. Kondisi tingkat produktivitas karyawan PT. Pertamina Tongkang Cabang Dumai saat sekarang cukup baik, karena untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sudah cukup banyak karyawan baik pimpinan maupun karyawan biasa yang dikursuskan, baik di Dumai maupun keluar daerah.
Pendidikan dan kursus tersebut antara lain :
- Studi banding ke Unit-unit daerah lain.
- Kursus keagenan dan kepanduan
- Kursus Manajemen
- Kursus Gugus Kendali Mutu (GKM)
- Dan lain-lain






BAB III

PELAKSANAAN STRATEGI MANAJEMEN
PT. PERTAMINA TONGKANG CABANG DUMAI


3.1. PELAKSANAAN STRATEGI MANAJEMEN

Yang dimaksud dengan pelaksanaan strategi manajemen dalam penelitian ini adalah melaksanakan atau mempraktekkan serangkaian keputusan dan tindakan yang dibuat oleh manajemen puncak dan dimplementasikan oleh seluruh karyawan dalam rangka pencapaian tujuan, melaksanakan strategi perluasan/kombinasi yang tepat dan mengarah ke pola yang lebih baik bagi perusahaan maupun bagi lingkungan sekitarnya dari seluruh karyawan dalam menjalankan tugas perusahaan dibidang usahanya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pelaksanaan strategi manajemen akan dilihat dari :
1. Perencanaan dari bawah.
Yang dimaksud dengan perencaan dari bawah adalah keberhasilan manejer dengan memberikan tanggungjawab kepada individu lapisan bawah untuk merumuskan rencana pelayanan agar dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan.
Untuk dapat melihat lebih jelas perencanaan dari bawah dalam teknik dan strategi pengembangan usaha yang terbentuk dari pendapat responden terdapat dalam tabel berikut ini :




TABEL III.1
KLASIFIKASI TANGGAPAN RESPONDEN
TENTANG PERENCANAAN DARI BAWAH


NO

TANGGAPAN RESPONDEN

NILAI KUALITATIF

NILAI KUANTITATIF




RESPONDEN
%


1

2

3

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik


13

7

2



59.09

31.82

9.04


JUMLAH

22
100.00

Sumber data : Hasil penelitian lapangan / 2003

Dari Tabel III.1 diatas, dapat dilihat bahwa dari 22 responden penelitian 13 responden atau 59.09 % menyatakan pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator perencanaan dari bawah adalah Baik. Ini adalah berkat kesungguhan, kegigihan dan keaktifan team manajemen dalam memajukan perusahaan terwujud, team manajemen berhasil memberikan tanggungjawab kepada individu lapisan bawah untuk merumuskan rencana pelayanan agar dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan, dengan kata lain Semua aspek yang diteliti terpenuhi. Dengan demikain pelaksanaan strategi manajemen tersebut telah sejalan dengan harapan perusahaan.
Dari 22 responden penelitian 7 responden atau 31.82 % menyatakan pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator perencanaan dari bawah adalah Cukup Baik. Ini adalah berkat kesungguhan, kegigihan dan keaktifan team manajemen dalam memajukan perusahaan terwujud, team manajemen berhasil memberikan tanggungjawab kepada individu lapisan bawah untuk merumuskan rencana pelayanan agar dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan, namun ada aspek yang belum terpenuhi karena ada sebagian kecil aspek yang diteliti yang belum terealisasi secara optimal. Dengan kata lain, semua aspek yang diteliti belum terpenuhi secara keseluruhan.
Dari 22 responden penelitian 2 responden atau 9.04 % menyatakan pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator perencanaan dari bawah adalah Kurang Baik. Ini adalah dikarenakan aspek yang diteliti hanya sebagian kecil yang terealisasi dengan baik. Dengan kata lain responden melihat dilapangan realitanya team manajemen perusahaan tidak begitu bersungguh-sungguh dalam aktivitasnya. Kenyataan ini tentunya masih jauh dari yang diharapkan.
Dari Tabel III.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator perencanaan dari bawah adalah Baik. Ini adalah karena sebagian besar responden menganggap bahwa team manajemen perusahaan telah bersungguh-sungguh dalam aktivitasnya, dan hal tersebut sudah sejalan dengan harapan perusahaan. Semua aspek yang diteliti betul-betul terealisasi dengan baik.
2. Rencana bisnis
Yang dimaksud dengan rencana bisnis disini adalah suatu rencana strategi untuk pengembangan usaha dengan merinci taktik, alokasi sumber program dan proyek rencana bisnis.
Untuk dapat melihat lebih jelas rencana bisnis dalam pelaksanaan strategi manajemen yang terbentuk dari pendapat responden terdapat dalam tabel berikut ini :

TABEL III.2
KLASIFIKASI TANGGAPAN RESPONDEN
TENTANG RENCANA BISNIS


NO

TANGGAPAN RESPONDEN

NILAI KUALITATIF

NILAI KUANTITATIF




RESPONDEN
%

1

2

3
Baik

Cukup Baik

Kurang Baik
13

7

2

59.09

31.82

9.04


JUMLAH

22
100.00
Sumber data : Hasil penelitian lapangan / 2003
Dari Tabel III.2 diatas, dapat dilihat bahwa dari 22 responden penelitian 13 responden atau 59.09 % menyatakan pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator rencana bisnis adalah Baik. Ini adalah berkat kesungguhan, kegigihan dan keaktifan team manajemen dan karyawan dalam memajukan perusahaan terwujud, team manajemen berhasil merinci taktik, alokasi sumber program dan proyek rencana bisnis pelayanan agar dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan, dengan kata lain Semua aspek yang diteliti terpenuhi. Dengan demikain pelaksanaan strategi manajemen tersebut telah sejalan dengan harapan perusahaan.
Dari 22 responden penelitian 7 responden atau 31.82 % menyatakan pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator rencana bisnis adalah Cukup Baik. Ini adalah berkat kesungguhan, kegigihan dan keaktifan team manajemen dan karyawan dalam memajukan perusahaan terwujud, manajer berhasil merinci taktik, alokasi sumber program dan proyek rencana bisnis pelayaran agar dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan, namun ada aspek yang belum terpenuhi karena ada sebagian kecil aspek yang diteliti yang belum terealisasi secara optimal. Dengan kata lain, semua aspek yang diteliti belum terpenuhi secara keseluruhan.
Dari 22 responden penelitian 2 responden atau 9.04 % menyatakan pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator rencana bisnis adalah Kurang Baik. Ini adalah dikarenakan aspek yang diteliti hanya sebagian kecil yang terealisasi dengan baik. Dengan kata lain responden melihat dilapangan realitanya team manajemen dan karyawan perusahaan tidak begitu bersungguh-sungguh dalam aktivitasnya. Kenyataan ini tentunya masih jauh dari yang diharapkan.
Dari Tabel III.2 diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator rencana bisnis adalah Baik. Ini adalah karena sebagian besar responden menganggap bahwa team manajemen dan karyawan perusahaan telah bersungguh-sungguh dalam aktivitasnya, dan hal tersebut sudah sejalan dengan harapan perusahaan. Semua aspek yang diteliti betul-betul terealisasi dengan baik.
3. Unit usaha
Yang dimaksud dengan unit usaha dalam penelitian ini adalah suatu strategi untuk mengembangkan unit usaha yang merupakan tingkat terendah dalam hierarki organisasi dengan meyakinkan bahwa daya kompetitif satuan itu dapat diidentifikasikan dan suatu unit usaha harus mempunyai saingan pemasok, pembeli dan pengganti yang dapat dikenal dengan jelas.
Untuk dapat melihat lebih jelas unit usaha dalam pelaksanaan strategi manajemen yang terbentuk dari pendapat responden terdapat dalam tabel berikut ini :






TABEL III.3
KLASIFIKASI TANGGAPAN RESPONDEN
TENTANG UNIT USAHA


NO

TANGGAPAN RESPONDEN

NILAI KUALITATIF

NILAI KUANTITATIF




RESPONDEN
%

1

2

3
Baik

Cukup Baik

Kurang Baik
16

5

1
72.73

22.73

4.55


JUMLAH

22
100.00
Sumber data : Hasil penelitian lapangan / 2003

Dari Tabel III.3 diatas, dapat dilihat bahwa dari 22 responden penelitian 16 responden atau 72.73 % menyatakan pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator unit usaha adalah Baik. Ini adalah berkat kesungguhan, kegigihan dan keaktifan team manajemen dan karyawan dalam memajukan perusahaan terwujud, perusahaan mempunyai saingan pemasok, pembeli dan pengganti yang dapat dikenal dengan jelas, dengan kata lain Semua aspek yang diteliti terpenuhi. Dengan demikain pelaksanaan strategi manajemen tersebut telah sejalan dengan harapan perusahaan.
Dari 22 responden penelitian 5 responden atau 22.73 % menyatakan pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator unit usaha adalah Cukup Baik. Ini adalah berkat kesungguhan, kegigihan dan keaktifan team manajemen dan karyawan dalam memajukan perusahaan terwujud, team manajemen dan karyawan perusahaan dapat mempunyai saingan pemasok, pembeli dan pengganti yang dapat dikenal dengan jelas, namun ada aspek yang belum terpenuhi karena ada sebagian kecil aspek yang diteliti yang belum terealisasi secara optimal. Dengan kata lain, semua aspek yang diteliti belum terpenuhi secara keseluruhan.
Dari 22 responden penelitian 1 responden atau 4.55 % menyatakan pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator unit usaha adalah Kurang Baik. Ini adalah dikarenakan aspek yang diteliti hanya sebagian kecil yang terealisasi dengan baik. Dengan kata lain responden melihat dilapangan realitanya team manajemen dan karyawan perusahaan tidak begitu bersungguh-sungguh dalam aktivitasnya. Kenyataan ini tentunya masih jauh dari yang diharapkan.
Dari Tabel III.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator unit usaha adalah Baik. Ini adalah karena sebagian besar responden menganggap bahwa team manajemen dan karyawan perusahaan telah bersungguh-sungguh dalam aktivitasnya, dan hal tersebut sudah sejalan dengan harapan perusahaan. Semua aspek yang diteliti betul-betul terealisasi dengan baik.

4. Pencarian profil bisnis.
Yang dimaksud dengan pencarian profil bisnis dalam penelitian ini adalah suatu strategi untuk mengembangkan usaha dengan mengumpulkan data tentang bisnis dari saingannya, untuk informasi usahanya dalam satu tahun.
Untuk dapat melihat lebih jelas unit usaha dalam pelaksanaan strategi manajemen yang terbentuk dari pendapat responden terdapat dalam tabel berikut ini :
TABEL III.4
KLASIFIKASI TANGGAPAN RESPONDEN
TENTANG PENCARIAN PROFIL BISNIS


NO

TANGGAPAN RESPONDEN

NILAI KUALITATIF

NILAI KUANTITATIF




RESPONDEN
%

1

2

3
Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

14

6

2

63.64

27.27

9.09


JUMLAH

22
100.00
Sumber data : Hasil penelitian lapangan / 2003

Dari Tabel III.4 diatas, dapat dilihat bahwa dari 22 responden penelitian 14 responden atau 63.64 % menyatakan pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator pencarian profil bisnis adalah Baik. Ini adalah berkat kesungguhan, kegigihan dan keaktifan team manajemen dan karyawan dalam memajukan perusahaan terwujud, team dapat mengumpulkan data tentang bisnis dari saingannya, untuk informasi usahanya dalam satu tahun, dengan kata lain Semua aspek yang diteliti terpenuhi. Dengan demikain pelaksanaan strategi manajemen tersebut telah sejalan dengan harapan perusahaan.
Dari 22 responden penelitian 6 responden atau 27.27 % menyatakan pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator pencarian profil bisnis adalah Cukup Baik. Ini adalah berkat kesungguhan, kegigihan dan keaktifan team manajemen dan karyawan dalam memajukan perusahaan, team dapat mengumpulkan data tentang bisnis dari saingannya, untuk informasi usahanya dalam satu tahun, namun ada aspek yang belum terpenuhi karena ada sebagian kecil aspek yang diteliti yang belum terealisasi secara optimal. Dengan kata lain, semua aspek yang diteliti belum terpenuhi secara keseluruhan.
Dari 22 responden penelitian 2 responden atau 9.09 % menyatakan pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator pencarian profil bisnis adalah Kurang Baik. Ini adalah dikarenakan aspek yang diteliti hanya sebagian kecil yang terealisasi dengan baik. Dengan kata lain responden melihat dilapangan realitanya team manajemen dan karyawan perusahaan tidak begitu bersungguh-sungguh dalam aktivitasnya. Kenyataan ini tentunya masih jauh dari yang diharapkan.
Dari Tabel III.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator pencarian profil bisnis adalah Baik. Ini adalah karena sebagian besar responden menganggap bahwa team manajemen dan karyawan perusahaan telah bersungguh-sungguh dalam aktivitasnya, dan hal tersebut sudah sejalan dengan harapan perusahaan. Semua aspek yang diteliti betul-betul terealisasi dengan baik.

Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai pelaksanaan strategi manajemen dari tiap-tiap indikator, dibawah ini akan diberikan rekapitulasi jawaban responden dari 4 (empat) indikator :



TABEL III.5
DAFTAR REKAPITULASI TANGGAPAN RESPONDEN
TENTANG PELAKSANAAN STRATEGI MANAJEMEN
PT. PERTAMINA TONGKANG CABANG DUMAI


NO

INDIKATOR
TANGGAPAN RESPONDEN
JUMLAH
(%)


BAIK

(%)

CUKUP BAIK
(%)
KURANG BAIK
(%)


1.
Perencanaan dari bawah
13
(59.09)

7
(31.82)
2
(09.09)
22
(100.00)


2.
Rencana bisnis.
13
(59.09)

7
(31.82)
2
(09.09)

22
(100.00)


3.
Unit usaha
16
(72.72)

5
(22.73)
1
(04.55)
22
(100.00)


4.
Pencarian profil bisnis
14
(63.64)

6
(27.27)
2
(09.09)
22
(100.00)


J u m l a h

56
25
7
88


R a t a - r a t a

14
(63.64)

6
(27.27)
2
(09.09)

22
(100.00)


Sumber data : Hasil penelitian lapangan/2003

Berdasarkan Tabel III.5 diatas, dapat diketahui bahwa responden yang berjumlah 14 orang atau 63.64 % menyatakan bahwa pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator perencanaan dari bawah, rencana bisnis, unit usaha dan pencarian profil bisnis adalah Baik. Hal ini karena secara objektif dan realita dilapangan responden dapat melihat dan menilai bahwa pelaksanaan strategi manajemen sudah bagus. Dimana semua aspek yang diteliti sebagian besar responden menganggap telah sesuai dengan aturan mainnya dan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Ini dapat dirasakan oleh responden penelitian yang berjumlah 14 orang atau sebesar 63.64 % tersebut.
Sedangkan responden yang berjumlah 6 orang atau sebesar 27.27 % menyatakan bahwa pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator perencanaan dari bawah, rencana bisnis, unit usaha dan pencarian profil bisnis adalah Cukup Baik. Karena responden menganggap bahwa realita dilapangan ternyata pelaksanaan strategi manajemen belum lagi memenuhi semua aspek yang diteliti. Dengan kata lain aspek yang diteliti tersebut tidak semuanya terpenuhi, ada sebagian kecil yang belum terealisasi dengan baik.
Terakhir responden yang berjumlah 2 orang atau 09.09 % menyatakan bahwa pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator perencanaan dari bawah, rencana bisnis, unit usaha dan pencarian profil bisnis adalah Kurang Baik. Hal ini karena responden menganggap hanya sebagian kecil saja aspek yang diteliti yang terealisasi dilapangan, Hal ini tentu masih jauh dari harapan. Ini dirasakan oleh responde yang berjumlah 2 orang atau 09.09 % tersebut.
Berdasarkan kenyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator perencanaan dari bawah, rencana bisnis, unit usaha dan pencarian profil bisnis adalah Baik. Karena sebanyak 14 responden atau 63.64 % menyatakan demikian, 6 responden atau 27.27 % menyatakan Cukup baik, 2 responden atau 09.09 % menyatakan Kurang baik.

3.2. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN STRATEGI MANAJEMEN

Manajemen strategi, jika ingin dipertahankan dan dijalankan dengan baik manajemen puncak dalam suatu organisasi/perusahaan harus mampu merumuskan dan menentukan strategi organisasi/perusahan sehingga organisasi/perusahaan tidak hanya mampu mempertahankan eksistensinya akan tetapi tangguh melakukan penyesuaian dan perubahan yang diperlukan sehingga organisasi/perusahan semakin meningkat efektivitas dan produktivitasnya. Namun dalam pelaksanan itu semua selalu saja ada hambatan-hambatan yang dilalui antara lain :
A. Type dan struktur organisasi
Type dan struktur organisasi yang diterapkan tidak sesuai dengan kondisi besar/kecilnya perusahaan sangatlah menghambat pelaksanaan kemajuan perusahaan, type dan struktur organisasi haruslah sesuai dengan keadaan perusahaan. Seperti perusahaan yang besar sebaiknya menggunakan type organisasi jenis staf lini, dan lain sebagainya. Pimpinan perusahaan harus dapat mengendalikan dan mengarahkan bawahannya sesuai tanggung jawab yang diembannya.
B. Gaya manajerial
Gaya manajerial yang tidak menarik bagi bawahan sangatlah menghambat kemajuan suatu perusahaan. Gaya manajerial ini adalah merupakan peran penting yang harus dilaksanakan, ini dapat dilihat dari pendidikannya, tingkah lakunya, serta cara berpikirnya dan lain sebagainya yang dalam perusahaan mesti mengarah pada kemajuan perusahaan.
C. Lingkungan
Lingkungan, baik internal maupun eksternal sangatlah mempengaruhi perkembangan dan kemjuan perusahaan. Lingkungan internal yaitu lingkungan dalam perusahaan itu sendiri, ini bisa terjadi kalau pimpinan dan karyawan tidak sepaham demi kemajuan perusahaan, pimpin dalam mengambil keputusan selalu ceroboh sehingga bawahan yang akan menjalankan kebijakan itu tidak mengerti dan bekerja asal-asalan. Sedangkan lingkungan eksternal yaitu lingkungan diluar perusahaan, ini bisa saja masyarakat disekitarnya, lingkungan alam sekitarnya dan bahkan pergolakan politik yang ada dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan.


BAB -IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Dengan telah selesainya penulisan dan pembahasan dari Bab ke Bab, Maka sampailah penulis kepada Bab yang terakhir dengan menyimpulkan dan meberikan beberapa saran dalam menghadapi permasalahan yang ditemui.
4.1. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan strategi manajemen dilihat dari indikator perencanaan dari bawah, rencana bisnis, unit usaha dan pencarian profil bisnis adalah Baik. Karena sebanyak 14 responden atau 63.64 % menyatakan demikian, 6 responden atau 27.27 % menyatakan Cukup baik, 2 responden atau 09.09 % menyatakan Kurang baik.

2. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan strategi manajemen antara lain :
1. Type dan struktur organjsasi, Type dan struktur organisasi yang diterapkan tidak sesuai dengan kondisi besar/kecilnya perusahaan sangatlah menghambat pelaksanaan kemajuan perusahaan, menghambat pelaksanaan strategi manajemen, type dan struktur organisasi haruslah sesuai dengan keadaan perusahaan
2. Gaya manejer, Gaya manajerial yang tidak menarik bagi bawahan sangatlah menghambat kemajuan suatu perusahaan. Gaya manajerial ini adalah merupakan peran penting yang harus dilaksanakan, ini dapat dilihat dari pendidikannya, tingkah lakunya, serta cara berpikirnya dan lain sebagainya yang dalam perusahaan mesti mengarah pada kemajuan perusahaan.
3. lingkungan, baik internal maupun eksternal sangatlah mempengaruhi perkembangan dan kemjuan perusahaan. Lingkungan internal yaitu lingkungan dalam perusahaan itu sendiri, ini bisa terjadi kalau pimpinan dan karyawan tidak sepaham demi kemajuan perusahaan, pimpin dalam mengambil keputusan selalu ceroboh sehingga bawahan yang akan menjalankan kebijakan itu tidak mengerti dan bekerja asal-asalan. Sedangkan lingkungan eksternal yaitu lingkungan diluar perusahaan, ini bisa saja masyarakat disekitarnya, lingkungan alam sekitarnya dan bahkan pergolakan politik yang ada dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan.

4.2. SARAN
1. Dari hasil penelitian dilapangan baik melaui observasi, wawancara maupun melalui angket, pelaksanaan strategi manajemen pada PT. PERTAMINA TONGKANG Cabang Dumai sudah baik, namun untuk menjaga keselarasan dan keharmonisan perusahaan maka diperlukan kerja sama yang baik antara pimpinan dengan bawahan (lingkungan internal) maupun dengan lingkungan sekitarnya (lingkungan eksternal).

DAFTAR PUSTAKA

Adam I. Indrawijaya, ORGANIZATION SYSTEM, Penerbit Sinar Baru, Bandung, 1983
Gery Dessler, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, Edisi Bahasa Indonesia Jilid I.
Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Sangarimbun Masri, Effendi, Sofian, METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL, Penerbit LP3ES, Jakarta, 1989
Adam I. Indrawijaya, TEORI ORGANISASI, Penerbit Sinar Baru, Bandung, 1989
Sukanto Reksohadiprodjo, M. Com. Ph.D., Drs. Indriyo Gitosudarmo, MANAJEMEN PRODUKSI, Penerbit BPFE Yogyakarta, 1988
Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA, MANAJEMEN STRATEJIK, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2001
Prof. DR. Wagiono Ismangil, BISNIS, Edisi Bahasa Indonesia Jilid I, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.
Hamel, Gary, The Subversive Strategist, World Executive Digest, December 1995.
Mintzberg, Henry, The Fall and Rise of Strategic Planning, Harvard Business Review, January-February 1994.
Buku Panduan PT. PERTAMINA TONGKANG CABANG DUMAI
Buku Panduan PT. PERTAMINA TONGKANG JAKARTA

2 komentar:

ReGiE mengatakan...

mantap ya isi skrpsinya????
da selelai toe bg?????

pardi mengatakan...

Regie.. skripsi itu udh selesai 2003 lalu... thanks ya dan maaf baru balas..