Senin, 27 Oktober 2008

Rupiah Anjlok

Rupiah kembali mengalami penurunan yang tajam di pembukaan perdagangan sesi pagi ini. Mata uang lokal ini makin tak bisa melawan tingginya permintaan dolar AS yang tembus hingga ke level 11.200 per dolar AS. Info dari Detik.com

Data CNBC pukul 08.20 WIB, Selasa (28/10/2008) rupiah anjlok hingga 451 poin di posisi 11.200 per dolar AS. Posisi rupiah Selasa pagi ini anjlok dalam dibandingkan penutupan Senin kemarin (27/10/2008) di level 10.749 per dolar AS.


Mata uang rupiah masih belum beranjak dari posisi pelemahan Senin kemarin karena kondisi pasar global yang belum kondusif.

"Rupiah akan tergantung pergerakan pasar saham di Asia apakah akan tertekan lebih dalam lagi atau menguat," kata Treasury Division Head Bank NISP, Suryanto Chang dalam perbincangannya dengan detikFinance, Selasa (28/10/2008).

Suryanto melihat gerak rupiah hari ini tetap akan mengikuti pasar global. Dimana kondisi pasar global sekarang adalah banyak investor asing menarik portofolionya dari emerging market termasuk dari Indonesia yang bisa membuat rupiah melemah.

Menurutnya, Bank Indonesia juga akan tetap siaga di pasar untuk mengurangi volatilitas rupiah agar pelemahannya tidak terlalu tajam.

Selengkapnya :
http://www.detikfinance.com/read/2008/10/28/082947/1026951/6/rupiah-tabrak-level-11200/us$

Read More......

Senin, 06 Oktober 2008

Mengunci Folder Tanpa Menggunakan Software

Mengunci folder tanpa menggunakan software, yang ini saya dapatkan
dari kasak-kusuk alias kaskus, bagi km yang mau mencoba bisa dicoba
caranya mudah aja ko... pertama , bikin NEW TEXT DOCUMENT kemudian isi
dengan :
@ECHO OFF
indonezian kunci folder


if EXIST "Control Panel.{21EC2020- 3AEA-1069- A2DD-08002B30309 D}" goto
UNLOCK
if NOT EXIST Locker goto MDLOCKER
:CONFIRM
echo Serius nich mau Kunci ??(Y/N)
set/p "cho=>"
if %cho%==Y goto LOCK
if %cho%==y goto LOCK
if %cho%==n goto END
if %cho%==N goto END
echo Invalid choice.
goto CONFIRM
:LOCK
ren Locker "Control Panel.{21EC2020- 3AEA-1069- A2DD-08002B30309 D}"
attrib +h +s "Control Panel.{21EC2020- 3AEA-1069- A2DD-08002B30309 D}"
echo Foldernya dah terkunci
goto End
:UNLOCK
echo mau buka folder saya nih.... pasword dulu ya....
set/p "pass=>"
if NOT %pass%== silaumen goto FAIL
attrib -h -s "Control Panel.{21EC2020- 3AEA-1069- A2DD-08002B30309 D}"
ren "Control Panel.{21EC2020- 3AEA-1069- A2DD-08002B30309 D}" Locker
echo Folder Unlocked successfully
goto End
:FAIL
echo Invalid password
goto end
:MDLOCKER
md Locker
echo Foldernya berhasil di buat
goto End
:End



Selamat Mencoba…!


Read More......

Islam Trade Mark ataukah Trend Politik?

Hari Raya Idul Fitri datang dan pergi. Maraknya Islam dalam pemberitaan politik dan siaran-siaran religius rupanya berimbas nyata. Islam makin menjadi bagian dari bisnis. Produk dan jasa yang mengklaim nafas islami, meramaikan pasar. Nuansa Islam menjadi trade mark dalam kehidupan keseharian khalayak. Tapi apakah ini manifestasi di permukaan belaka, citra yang utuh, ataukah mewakili trend politik? Islam Indonesia, lain di publik, lain di politik.


Islam menjadi bisnis dan pasar, di masa-masa menjelang, dan seputar perayaan Hari Raya Idul Fitri. Acara-acara buka puasa bersama sampai Hari Raya Idul Fitri, kini menjadi gejala sosial yang mencolok dan penting, di semua lapisan. Islam semakin tampil publik. Lebaran datang melahirkan gejala eksodus massal atau mudik alias pulang kampung, serta berbagai keramaian di masjid. Di ibukota, tak kurang sebelas ribuan polisi dan anggota masyarakat dikerahkan untuk mengawal takbiran, sebuah ritual tradisional Betawi yang dulu hanya berpusat di masjid-masjid dan surau, tapi kini beralih ke jalanan.


Pembaruan Budaya Religius

Namun, Lebaran tidak hanya pesta rakyat. Gengsi perorangan, kumpulan dan lembaga, di mata publik dan kerabat pun makin penting, ketika acara-acara dan perayaan Idul Fitri itu sendiri menjadi ajang publik yang makin menonjol. Islam, dengan begitu, juga menjadi panggung. Silahturahmi di kampung, di rumah-rumah pejabat, disiarkan televisi. Semua itu kini menjadi bagian dari tuntutan sosial, imperatif politik dan manifestasi pembaruan budaya religius.

Dan, semua itu membuat Islam menjadi pasar yang meluas. Pasar menggalang minat dengan menunjuk pada jati-diri sosial-religius dalam berbagai produk dan jasa. Maka kalau enam juta penduduk Jakarta hengkang untuk mudik, maka tidak hanya konsumsi BBM, tapi mereka juga memompa trilyunan rupiah ke daerah, dengan berbagi penghasilan. Belum lagi, pemasukan uang kiriman dari ribuan TKI yang bekerja di mancanegara, yang kabarnya, hanya untuk beberapa minggu menjelang Lebaran saja, mencapai 400 jutaan dollar atau 4 trilyun rupiah. Apalagi, kali ini libur Lebaran sampai hampir seminggu. Maka para pemudik pun menjadi agen-agen perubahan sosial yang menyebarkan trade mark islami.

Tanah Abang, pasar tekstil dan pakaian jadi terbesar di Asia Tenggara itu, sepanjang bulan Ramadhan memperlihatkan keramaian luar biasa. Ramai pengunjung. Tapi juga ramai berbagai produk bernuansa islami atau yang mengklaim demikian. Busana perempuan dari gaun, mukena atau pakaian sholat, sampai jilbab- kini semuanya menjadi mode yang peka trend. Dia silih berganti bentuk, motif dan ramuan warna sesuai selera terbaru.

Semua itu kini tersedia di Tanah Abang dan Blok M bagi konsumen bawah menengah, tapi juga laku di mall-mall yang populer bagi semua lapisan dan menjadi tempat-tempat pemanjaan elit kelas menengah kota-kota besar di Indonesia. Di balik semua itu, Lebaran juga mengungkap perbedaan kelas sosial yang makin mencolok. Di Jakarta dan Bandung, lapisan elit, kelas menengah eksodus, hengkang mencari kebahagiaan dan kenyamanan di tengah kerabatnya di daerah, membuat pusat-pusat kota sepi. Sebaliknya pinggiran dan daerah ramai, rakyat terus bekerja keras menyambung nafkah.

Namun citra Islami di tengah masyarakat, tak selalu disambut gayung hangat. Ulah mereka yang disebut Syafi'ie Maarif, mantan ketua Muhammadiyah, sebagai "preman-preman berjubah putih" alias Front Pembela Islam dan sejenisnya, dengan keberingasan kekerasannya, menjadi duri yang makin menyebalkan khalayak. Sementara itu serba-serbi produk maupun jasa tadi boleh saja mengklaim nuansa islami, namun semua itu tidak dengan sendirinya mengubah peta politik menuju Pemilu dan Pilpres 2009. Tentu saja Islam dan corak islami juga jadi jualan dalam kampanye, termasuk dan terutama di televisi.


Islam Politik

Islam jadi jualan, dan menjadi pasar seolah-olah dia utuh dan tunggal. Kenyataannya publik dan pengamat sepakat, semua ini tidak tercermin dalam islam politik. Partai-partai berbasis muslim tetap akan berselisih paham dan tak akan menyatukan jati-diri politiknya, sama saja dengan dua partai terbesar sekuler, PDIP dan Golkar, tak akan bersatu dalam sosok politik, bahkan juga kecil kemungkinan akan berkoalisi.

Padahal, dengan jumlah parpol yang membengkak dan naiknya beberapa partai menengah seperti PKS dan PPP, koalisi justru menjadi keharusan. Apalagi, dengan naiknya trend Golput, rata-rata 35 sampai 45 persen dalam Pilkada di Jawa Timur, Tengah, Sumatra Utara dan Jawa Barat, suara-suara yang tak akan terhitung ini bakal penting. Namun, PKS, partai dakwah yang diduga dapat menarik keuntungan dari trend Golput ini, pun sekarang mencoba membuka pintu sebagai partai terbuka.

Walhasil, meski Islam makin menjadi warna publik yang dominan, namun tidak terterjemahkan ke pentas politik. Jadi, islam politik, seperti pernah dicatat sosiolog Belanda, W.F. Wertheim, tetap mirip ulah kelompok yang cuma nominalnya mayoritas, namun bermental minoritas. Itulah tampaknya dampak dari Islam Indonesia yang makin kurang terbuka, namun makin berobsesi simbol, seperti pernah direkam antropolog Amerika, Clifford Geertz di Marokko.


Kutipan Asli dari Redaksi :
http://www.kabarindonesia.com (06-Okt-2008, 00:21:27 WIB)

Read More......

IDUL FITRI YANG INDAH

Terasa berat meninggalkan bulan Ramadhan. Bulan yang dimuliakan. Bulan yang selalu dinantikan orang-orang mu’min. Bulan yang didalamnya penuh dengan berkah. Bulan yang penuh maghfirah.

Terasa berat meninggalkan bulan Ramadhan. Bulan yang dimuliakan. Bulan yang selalu dinantikan orang-orang mu’min. Bulan yang didalamnya penuh dengan berkah. Bulan yang penuh maghfirah. Bulan kemenangan Islam, ketika Baginda Rasulullah Saw bersama para sahabat menaklukan Makkah. Bulan yang menjanjjikan orang-orang mu’min mendapat derajat muttaqien, sesudah melaksanakannya dengan penuh mujahaddah. Bulan yang Allah Azza Wa Jalla menurunkan kitabNya, yang menjadi pedoman hidup orang-orang mu’min.


Usai shaum sebulan di bulan Ramadhan. Orang-orang mu’min memasuki episode kehidupan baru. Kehidupan yang penuh dengan makna. Penuh dengan arti. Nilai-nilai luhur mendasari kehidupannya yang tertanam dalam hati. Nilai-nilai yang bersumber dari Islam. Menjadi orang muttaqien. Kehidupan yang bersih dari segala bentuk kotoran dunia. Kehidupan yang tidak lagi mau berkolaborasi dengan hal-hal yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam bentuk kekejian. Kehidupan yang tidak lagi dilurumi dengan dosa. Inilah ma’na kembali kepada fitrah. Gambaran orang-orang yang sudah dipisahkan dengan kehidupan jahiliyah. Gambaran orang-orang yang berhasil melaksanakan shaum, dan pasti terefleksi dalam kehidupan berikutnya secara esensi. Memutuskan rona kehidupan jahilihyah. Lalu, melanjutkan kehidupan baru, dan senantiasa mengingat Kemaha Esaan Allah Rabbul Aziz.
Hakekatnya di dalam diri manusia senantiasa terjadi pertarungan antara hawa nafsu yang mengajak manusia kearah kesesatan dengan keinginan manusia berbuat baik. Kadang-kadang manusia kalah dengan hawa nafsunya. Kadang-kadang manusia menang melawan hawa nafsunya. Kadang-kadang manusia yang menonjol kebaikannya. Kadang-kadang manusia menonjol keburukannya. Manusia yang dapat mengalahkan hawa nafsunya adalah manusia yang akan selamat di dunia dan akhirat. Sebaliknya, manusia yang kalah, dan menjadi budak hawa nafsunya, maka akan rugi di dunia akhirat. Betapa banyak manusia yang menjadi budak hawa nafsunya. Membiarkan hawa nafsu menguasai dirinya. Mengikuti naluri binatang. Karena, manusia yang hanya mengikuti hawa nafsunya, tak ubahnya seperti binatang. Puasa tujuannya mendidik manusia. Mendidik agar manusia tidak hanya memikirkan kebutuhan nafsu hewaninya. Manusia menuju kearah yang mulia. Manusia hidupnya menjadi lebih selaras. Manusia menjadi lebih seimbang. Manusia dapat mengalahkan nafsu yang merusak kehidupan. Kemudian, manusia dapat lulus, mengarungi kehidupannya. Manusia mendapat kehormatan dari Allah Azza Wa Jalla, sesudah menang melawan hawa nafsunya, dan menjadi hambaNya yang muttaqien. Tidak banyak. Hanya sedikit. Manusia yang dapat mengakhiri shaumnya di bulan Ramadhan, dan mendapatkan derajat muttaqien. Semoga. Diantara kita termasuk orang-orang yang muttaqien.
Betapa indahnya Ramadhan dan Idul Fitrie. Jutaan orang kembali bertemu dengan sanak keluarganya. Mungkin mereka sudah tidak bertemu dalam kurun waktu tertentu. Mungkin berbilang satu, dua, tiga tahun. Dan, mungkin sudah lebih lama lagi, tidak bertemu dan berjumpa dengan sanak family. Tak ada momentum(waktu/ kesempatan) yang lebih dahsyat dalam kehidupan ini, yang dapat menyatukan dan mempertemukan antara sanak fimili, keluarga, handai taulan dalam satu memontum, kecuali Idul Fitri. Mereka yang ada di luar negeri pulang. Mereka yang ada di kota-kota besar pulang. Mereka yang ada di pulau-pulau yang berbeda bertemu kembali. Tak ada kegembiraan yang dapat melebihi saat Idul Fitri. Tak ada kesempatan yang lebih indah dalam kehidupan ini kecuali saat Idul Fitri ini. Di mana dapat berkumpulnya keluarga.
Rangkaian perjalanan kehidupan yang gersang, tersirami lagi dengan pertemuan keluarga. Nilai-nilai yang amat penting dalam kehidupan, adalah berhasilnya seorang mu’min menjalani ‘tarbiyah’ Rabbaniyah, selama satu bulan, melalui shaum, yang kemudian menjadikan diri mereka kembali kepada fitrahnya, yang bersih. Idul Fitri bermakna hari kemenangan. Kemenangan seorang hamba melawan hawa nafsunya. Jutaan orang merayakannya. Dengan syukur dan kegembiraan. Mereka ingin menandai kehidupannya dengan penuh kemenangan.
Jutaan orang-orang dengan perjuangan yang amat luar biasa, menempuh jarak yang jauh, tujuannya -adalah ingin melakukan silaturrahmi dengan seluruh keluarganya. Ini adalah nilai-nilai Islam yang sudah terealisasikan dalam kehidupan. Dua hal yang paling pokok dalam kehidupan seorang mu’min adalah ‘birrul walidain’ dan ‘silaturrahmi’ . Maknanya, berbuat baik kepada dua orang tua, dan menguatkan kembali hubungan kekeluargaan. Nilai-nilai ini semakin mengintregasikan kehidupan social. Betapa mulianya Islam. Menyambungkan kembali berbagai ikatan manusia. Melalui Islam. Menguatkan kembali hubungan kekerabatan, yang dilandasi saling memuliakan. Tidak ada doktrin yang dapat mengantarkan manusia bersatu, kecuali ajaran dan nilai-nilai Islam. Hanya dengan dua prinsip dalam Islam, ‘birrul walidaini’, dan ‘silaturrahmi’ , mempunyai pengaruh yang sanga luar biasa. Sangat berarti dalam kehidupan social.
Betapa indah makna Islam. Di saat Idul Fitri ini berapa trilyun rupiah, uang yang terdistribusi ke kampung halaman? Mereka yang datang dari luar negeri. Mereka yang datang dari berbagai kota-kota besar di Indonesia, dan mereka kembali kekampung halamannya, dan memberikann uang kepada sanak familinya, pasti mempunyai arti penting dalam kehidupan. Berjuta-juta orang yang ‘mudik’ atau ‘pulang kampung’, secara langsung terjadi distribusi kekayaan, yang hanya karena motivasi Islam. Mereka ikut memperbaiki kehidupan. Banyak orang-orang yang tinggal di kota-kota yang membantu sanak familinya, dan banyak orang-orang kota yang membantu pembangunan sekolah, membantu pembangunan masjid, memberikan bekal usaha, dan lainnya, semuanya membawa perubhan bagi kehidupan. Islam dapat menjadi factor stimulus atau pendorong bagi perubahan kehidupan, dan terciptanya pola kehidupan baru, yang lebih kokoh dan erat, khususnya menciptakan integrasi social, yang sangat luar biasa nilainya.
Pola de-santralisasi yang menjadi kebijakan pemerintah belum tentu efektif. Belum efektif membangun integrasi social dan melakukan distribusi asset dan kekayaan yang dapat memperbaiki kehidupan rakyat. Karena, de-sentralisasi justru hanya menciptakan orang kaya baru, yang jauh dari kehidupan. Hanya menciptakan sekelompok orang kaya, yang hidup di tengah-tengah pulau kemiskinan. Mungkin proses de-sentralisasi ini, jika ditambah dengan spirit Islam, yang mengharuskan seseorang memiliki komitment kepada fakir dan miskin, dapat menciptakan perubahan yang lebih luas,khususnya dalam memperbaiki kehidupan. Tidak hanya mengalihkan ‘korupsi’ yang sekarang di pusat ke daerah-daerah.
Ramadhan usai. Idul Fitri menjelang. Kehidupan terus berjalan. Pertemuan yang indah. Diantara keluarga-keluarga. Dengan kebahagiaan. Pertemuan yang tak dapat dilukiskan oleh apapun. Orang-orang yang sudah lama berpisah, bertemu kembali. Bertemu dengan penuh arti dan kemenangan. Semoga Idul Fitri tahun ini, setiap warga dapat menikmati kehidupan. Kehidupan yang lebih bahagia. Tak ada kepedihan. Orang-orang miskin, orang-orang papa, orang-orang yang tanpa keluarga, tetap dapat menikmati kehidupan ini. Tidak ada yang tersia-sia. Mereka yang tersisih dalam kehidupan ini, harus mendapatkan empati dan dimuliakan. Mari kita sambut Idul Fitri ini dengan penuh kebahagiaan. Bagi kita semua. Sesudah sebulan melaksanakan shaum di bulan Ramadhan. Semoga. Wallahu ‘alam.

Read More......