Masyarakat Kota Dumai harus lebih berhati-hati terhadap berbagai model penipuan. Saat ini, penipuan dengan gaya hipnotis kembali dilancarkan oknum-oknum tak bertanggug jawab di Kota Dumai. Peristiwa penipuan dengan cara menghipnotis korban terjadi Jumat (4/4) lalu.
Sebuah toko ponsel yang terletak di Jalan Budi Kemuliaan menjadi korban penipuan, setelah dua orang tak dikenal dengan penampilan seperti orang timur tengah mendatangi toko tersebut. Menurut penjaga toko, mereka datang dengan tujuan mengisi ulang voucer sekaligus mencari nomor kartu GSM cantik. Pada saat itulah, korban mencari kelengahan penjaga toko kemudian menukarkan dua lembar uang Rp50 ribu menjadi satu lembar uang Rp100 ribu yang memiliki nomor seri khusus
Lucy pemilik toko Ponsel tersebut, mengungkapkan, Jumat (4/4) sekitar pukul 16.30 WIB, tokonya didatangi dua orang yang berpenampilan seperti orang luar negeri. Dengan menggunakan bahasa Inggris dia meminta diisikan voucer Mentari seharga Rp20 ribu. Setelah voucer tersebut diisikan ke nomor HP miliknya, kemudian salah satu rekannya kembali minta dicarikan nomor Mentari yang cantik.
“Saat rekannya mencari nomor mentari cantik, rekan yang satu lagi tiba-tiba mengeluarkan dua lembar uang Rp50 ribu dan minta ditukar dengan satu lembar uang Rp100 ribu yang memiliki dari ujung nomor seri dengan huruf JA, dengan alasan dia mengoleksi semua mata uang negara dengan ujung huruf pada nomor seri JA,” katanya.
Lucy juga menceritakan, karena tidak ingin mengecewakan pembeli apalagi si pembeli seperti orang dari luar negeri, maka uang penjualan pada hari itu yang berada di dalam laci dikeluarkan untuk mencari satu lembar uang Rp100 ribu seperti yang diinginkan oleh pelaku.
“Uang sebesar Rp1,7 juta tersebut hilang baru saya sadari setelah pelaku pergi. Karena tidak ada mata uang dengan ujung nomor seri yang diinginkannya, lalu dia tidak jadi menukarkan uang yang dimilikinya. Saat saya kembali menghitung uang hasil penjualan yang tadi dikeluarkan baru saya sadari, ternyata telah berkurang sebesar Rp1,7 juta. Saya sendiri bingung kapan saya memberikan uang tersebut. Namun yang masih saya ingat salah satu pelaku sangat dekat dengan laci tempat menyimpan uang dan saya membiarkan saja,” katanya.
Saat menyadari telah tertipu, selanjutnya Lucy berusaha mengejar si pelaku ke arah dia berlalu. Sayangnya usaha tersebut gagal. Sebab si pelaku sudah tidak ditemukan lagi. Walaupun telah dicoba menanyakan kepada beberapa orang yang berada di sekitar dua pelaku berlalu, namun tidak satupun yang melihat dua orang tersebut.
“Saya masih merasa tidak puas karena tidak berhasil menemukan dua pelaku tersebut, maka saya kontak salah satu teman saya yang bekerja sebagai sales voucher dari kartu Mentari. Tujuannya jika dia menemukan dua orang dengan ciri-ciri yang saya katakan agar segera menghubungi saya. Ternyata dia juga mengatakan sekitar sebulan yang lalu toko tempat dia bekerja juga mengalami hal serupa, di mana uang penjualan sebesar Rp3 juta lesap, setelah pegawai di bagian pembayaran ditepuk pundaknya oleh pelaku yang memiliki ciri-ciri dan tujuan yang hampir sama dengan yang saya alami. Namun pada tempat saya kedua pelaku laki-laki di tempat rekan saya bekerja salah satu pelaku adalah wanita,” lanjutnya.
Lucy berharap, kejadian tesebut jadi pelajaran bagi warga Dumai lainnya dan jadi perhatian aparat. “Saya berharap agar para pemilik toko, pegawai toko mewaspadai orang-orang aneh saat mengunjungi counter HP baik penampilan maupun permintaan mereka untuk dilayani. Kemungkinan mereka akan melakukan penipuan, awalnya membuat pemilik/pelayan toko bingung atas apa yang mereka inginkan. Apalagi pelaku memiliki ilmu hipnotis, melakukan transaksi dengan bahasa asing dan masih kurang dipahami. Ini membuat pelayan/pemilik toko langsung tak sadar mereka telah ditipu. Jika ada ciri-ciri seperti itu segera waspadai jika perlu laporkan kepada instansi terkait agar diketahui identitasnya,” pungkasnya.(azf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar